Biosfer Dan Persebaran Hewan Tumbuhan

Selasa, 18 Mei 2010


Tahukah Anda kapan bumi terbentuk? Bumi terbentuk kira-kira 5 milyar
tahun yang lalu, setelah bumi berumur 1 milyar tahun terbentuklah air dalam
wujud cair yang memungkinkan terciptanya kehidupan di bumi. Bentuk
kehidupan di bumi dimulai di air pada 3,5 milyar tahun yang lalu berupa bakteri,
baru 600 juta tahun yang lalu muncul hewan bercangkang dan bertulang.
Makhluk hidup terus berevolusi membentuk berbagai jenis termasuk manusia
yang bentuk awalnya sudah dimulai kira-kira 2 juta tahun yang lalu. Seluruh
sistem kehidupan di bumi termasuk unsur pendukungnya membentuk suatu
sistem yang disebut biosfer, termasuk di dalamnya makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan). Dalam bab ini akan dibahas tentang biosfer dan persebaran hewan
tumbuhan.

A. Pengertian Biosfer
Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang
berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat
hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan
atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling
berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer
tempat ditemukannya kehidupan di bumi.
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai
tempat masing-masing di biosfer untuk tetap
hidup sesuai dengan caranya. Tempat hidup
itu disebut habitat, yaitu tempat hidup suatu
organisme. Tempat hidup dengan unsurunsurnya
beserta makhluk hidup yang tinggal
di suatu kawasan secara keseluruhan akan
membentuk sistem kehidupan yang disebut
ekosistem. Sistem kehidupan di biosfer yang
sebesar bumi secara umum dibagi menjadi
ekosistem daratan (terrestrial ecosystem),
ekosistem laut (marine ecosystem), dan
ekosistem air tawar (fresh water ecosystem).
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar
dari tingkat yang paling sederhana (protoplasma) ke tingkat organisasi yang
paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin
kompleks.
Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik
yang kompleks seperti lemak, protein, dan sejenisnya.
Sel adalah satuan dasar suatu organisme
dan terdiri atas protoplasma
dan inti yang terkandung dalam membran.
Jaringan adalah kumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang
sama, misalnya jaringan otot.
Organ adalah bagian dari suatu organisme


yang mempunyai fungsi
tertentu, misalnya kaki atau telinga
pada hewan dan manusia, daun atau
akar pada tumbuhan.
Sistem organ adalah kerja sama
antara struktural dan fungsional yang
harmonis, misalnya kerja sama antara
mata dan telinga, antara daun
dan batang pada tumbuhan.
Organisme adalah suatu benda
hidup, atau makhluk hidup.
Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang
biak pada suatu daerah tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi
banteng di Baluran, atau populasi badak di Ujung Kulon.
Komunitas adalah semua populasi dari
berbagai jenis yang menempati suatu
daerah tertentu. Pada daerah tersebut
tiap populasi saling berinteraksi.
Misalnya, populasi harimau berinteraksi
dengan populasi gajah di Sumatra
Selatan, populasi ikan emas berinteraksi
dengan populasi ikan mujaer di kolam.
Ekosistem adalah tatanan kesatuan
secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi. Ekosistem merupakan
hubungan timbal balik yang kompleks
antara organisme dan lingkungannya
baik yang hidup maupun tak hidup
(tanah, air, udara), yang secara bersamasama
membentuk suatu sistem ekologi.
Misalnya, ekosistem hutan mangrove di Segara Anakan atau ekosistem air tawar
di danau Toba.

B. Persebaran Hewan Tumbuhan di Muka Bumi

1. Persebaran Hewan (Fauna) di Muka Bumi

a. Fauna di Padang Rumput
Padang rumput merupakan habitat dari berbagai jenis binatang, karena
padang rumput menyediakan segala yang dibutuhkan oleh hewan-hewan
pemakan rumput (herbivora). Jenis hewan yang hidup di padang rumput antara
lain kuda, zebra, bison, dan kanguru (yang hidup di padang rumput Australia).
Selain hewan herbivora, di daerah ini juga terdapat hewan predator seperti
singa, harimau, serigala, dan binatang karnivora lainnya.


b. Fauna di Daerah Gurun
Gurun identik dengan daerah kering, sehingga binatang yang berada di
daerah ini biasanya mampu beradaptasi dan bertahan hidup dalam kondisi
cuaca yang panas dan kering. Binatang yang hidup di daerah kering dicirikan
dengan pencarian mangsa pada pagi hari atau malam hari dan hidupnya di
lubang-lubang untuk melindungi diri dari sengatan sinar matahari pada siang
hari, dan cuaca dingin pada malam hari. Binatang yang hidup di gurun biasanya
berukuran kecil, seperti kadal, ular, dan tikus. Binatang yang berukuran besar
biasanya jarang ditemui di daerah ini, karena adaptasinya yang sulit. Contoh,
binatang besar yang mampu beradaptasi dan bertahan hidup di daerah gurun
adalah unta dan kuda.

c. Fauna di Daerah Tundra
Tundra merupakan daerah yang mempunyai iklim kutub, oleh karena itu
daerah ini merupakan daerah dingin (beku). Fauna di daerah tundra dicirikan
mempunyai bulu-bulu yang tebal, yang berfungsi sebagai pelindung dari cuaca
dingin di daerah tersebut. Fauna yang hidup di daerah tundra antara lain pendeer
dan muskox merupakan jenis hewan herbivora (pemakan jenis lumut). Jenis
hewan mamalia yang mampu bertahan di daerah tundra antara lain beruang
kutub, serigala kutub, dan kelinci kutub. Daerah tundra yang beriklim kutub
yang dingin memiliki jenis fauna lebih sedikit dibandingkan daerah gurun.

d. Fauna di Hutan Tropik
Fauna yang hidup di hutan tropik jenisnya sangat beragam antara lain kera,
berbagai jenis burung, hariamau, gajah, serangga, binatang melata, dan berbagai
jenis hewan vertebrata dan invertebrata lainnya.

e. Fauna di Daerah Taiga
Jenis fauna yang ada di daerah taiga didominasi oleh bermacam-macam
burung yang bermigrasi ke arah selatan pada waktu musim gugur. Jenis fauna
yang khas di daerah ini adalah moose, serigala, dan beruang hitam.
f. Fauna di Daerah Kutub
Fauna yang mampu hidup di daerah
kutub pada umumnya mempunyai bulubulu
yang tebal, seperti jenis hewan yang
hidup di daerah tundra. Fauna yang hidup
di daerah kutub antara lain beruang kutub
serta mamalia air seperti singa laut, yang
dijadikan sebagai makanan utama
beruang kutub, dan sejenis burung yaitu
penguin.

2. Jenis Hewan (Fauna) di Perairan
Organisme di dalam air dapat diklasifikasikan berdasarkan model
kehidupannya, sebagai berikut.
a. Bentos, adalah organisme yang melekat di dasar endapan. Bentos dapat
dibagi berdasarkan cara makannya, yaitu pemakan penyaring (kerang) dan
pemakan deposit (siput).
b. Plankton, adalah organisme mengapung yang pergerakannya tergantung
pada arus laut.
c. Nekton, adalah organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan
kemampuannya sendiri, misalnya ikan, ampibi, dan serangga air.
d. Neustin, adalah organisme yang beristirahat atau berenang pada permukaan
laut.

3. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Muka Bumi
Lapisan kehidupan di darat dapat diketahui berdasarkan ketampakan yang
disebut biom (biome) atau formasi biota. Sebuah biom adalah sekelompok
ekosistem daratan pada sebuah benua (pulau) yang mempunyai struktur dan
ketampakan vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama, dan
mempunyai karakteristik komunitas yang sama pula.
Faktor utama pembentuk biom adalah pola-pola (tipe) iklim di bumi yang
tidak sama, yang disebabkan oleh bentuk bumi yang bulat, sehingga
menyebabkan intensitas penyinaran matahari dan curah hujan yang diterima
tidak sama. Setiap tipe iklim dengan karakteristik komunitas tumbuhan dan
hewan yang mampu beradaptasi dengan faktor-faktor lingkungannya akan
membentuk sebuah biom. Berikut ini diuraikan tipe-tipe biom yang dikenal di
bumi.

a. Hutan Hujan Tropika (Tropical Rains Forests)
Hutan jenis ini terdapat di daerah tropika yang basah dengan curah hujan
yang tinggi dan tersebar merata sepanjang tahun. Biom ini terdapat di Amerika
Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), dan Australia
Timur Laut. Ciri yang dapat dilihat
pada hutan jenis ini di antaranya pohon-
pohonnya tinggi, berdaun lebar dan
selalu hijau, serta jenis pohon yang bermacam-
macam (heterogen). Sering
terdapat tanaman merambat berkayu
yang dapat mencapai puncak-puncak
pohon yang tinggi (rotan), dan epifit
yang menempel pada batang pohon
(paku-pakuan, anggrek). Hutan ini kaya
akan jenis-jenis hewan vertebrata dan
invertebrata.

b. Hutan Musim Tropika (Tropical Seasonal Forest)
Hutan jenis ini terdapat di daerah tropika yang beriklim basah tetapi mempunyai
musim kemarau yang panjang. Selama musim kemarau umumnya pohon-
pohon merontokkan daunnya (meranggas) untuk mengurangi penguapan.
Hutan musim tropika tersebar di India, Asia Tenggara dan daerah tropika lainnya.
c. Hutan Hujan Iklim Sedang
(Temperate Rainforests)
Hutan jenis ini tersebar di sepanjang
Pantai Pasifik di Amerika Utara,
yang terbentang dari negara bagian
California sampai ke negara bagian
Washington. Di negara bagian California
dan Oregon disebut dengan redwood
forests, sedangkan di negara bagian
Washingotn berupa hutan campuran
(mixed coneferous rainforests), di
Australia disebut dengan hutan eucalyptus.
Hutan hujan iklim sedang merupakan hutan dengan pepohonan yang tertinggi
di dunia, tetapi jenisnya lebih sedikit dibandingkan hutan hujan tropika.
d. Hutan Gugur (Temperate Deciduous Forests)
Hutan gugur terdapat di daerah yang beriklim kontinen sedang tetapi agak
basah. Pohon-pohon yang dominan adalah pohon-pohon berdaun lebar dan
tingginya mencapai 30-40 meter. Terdapat hewan-hewan yang beragam,
namun dengan aktivitas musiman, terutama rusa yang merupakan herbivora
utama. Hutan ini tersebar luas di Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, dan
Cile, serta di Pegunungan Amerika Tengah.

e. Taiga (Leaved Forests)
Taiga adalah hutan pohon pinus dengan daun-daun seperti jarum. Pohonpohon
yang terdapat di hutan taiga antara lain konifer (pohon spruce, alder,
dan birch) yang tumbuh di tempat-tempat dingin. Taiga tersebar di belahan
bumi utara (Kanada utara dan tengah, Rusia, dan Siberia Utara).
f. Stepa
Stepa adalah padang rumput
yang kering dan tidak ditumbuhi
semak-semak.

g. Sabana
Sabana, yaitu padang rumput
yang kering dan ditumbuhi semaksemak
belukar dan juga ditumbuhi
pepohonan. Sabana banyak terdapat
di Afrika yang menjadi habitat
hewan yang merumput (grazing
animal). Sabana terdapat pula di Australia, Amerika Selatan, dan Asia Selatan.
Di Indonesia, sabana terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian
tenggara. Sabana biasanya merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang
rumput. Sabana terjadi karena keadaan tanah, kebakaran yang berulang, dan
bukan disebabkan oleh keadaan iklim.

h. Tundra
Tundra adalah daerah beku dan
tandus di wilayah kutub utara. Di
wilayah ini tumbuhan jarang atau
bahkan tidak dapat hidup. Biasanya
vegetasi yang ada hanya padang lumut.

i. Gurun (Desert)
Gurun adalah hamparan padang
pasir yang terdapat di semua
benua dan mencakup bermacam-
macam komunitas. Pada umumnya
tumbuhan yang hidup di gurun berdaun
kecil atau tidak berdaun, serta
dapat beradaptasi terhadap penguapan
yang cepat dan air yang sedikit,
misal tumbuhan kaktus, perdu kreosot,
dan semak-semak gurun. Contoh
gurun antara lain Gurun Sahara
dan Kalahari di Afrika, dan Gurun
Gobi di Asia.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola persebaran flora di dunia
antara lain:
a. pola iklim, yang berkaitan dengan letak lintang dan curah hujan,
b. tipe-tipe tanah,
c. keadaan geologi masa lampau dan evolusi, dan
d. relief atau topografi.

3. Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Jenis flora di perairan antara lain sebagai berikut.

a. Terumbu Karang (Coral Reefs)
Terumbu karang adalah gunung kalsium karbonat yang berada di bawah
laut. Gunung ini terdiri atas karang, pasir karang, dan batu kapur padat. Terumbu
tersebut menjadi dasar bagi komunitas kehidupan laut yang dinamis dan
beragam. Jenis terumbu karang antara lain terumbu karang pinggiran (fringing

reefs), terumbu karang penghalang
(barrier reefs), maupun atoll dan
pseudo-atoll.
1) Terumbu karang pinggiran
(fringing reef), biasanya tumbuh
dari pantai, dan melebar ke arah
laut, seringkali mengikuti bentuk
luar pulau. Terumbu jenis ini
banyak terdapat di kawasan Kepulauan
Karibia.
2) Karang penghalang (barrier reef)
terbentuk dari bentangan pantai yang
dangkal yang tidak memiliki sungai atau
faktor lain yang menghalangi pertumbuhan
terumbu karang tersebut. Terumbu
dan daratan dipisahkan oleh laguna dangkal.
Laguna antara Great Barrier Reef dan
pesisir timur laut Australia lebarnya
berkisar antara 16 dan 160 kilometer dan
merupakan karang penghalang terbesar
di dunia.
3) Karang atol tumbuh merupakan
koloni karang di puncak gunung
api bawah laut yang muncul dari
dasar laut. Tumpukan karang itu
makin meluas ke arah luar,
bukan ke atas karena sebagian
besar hewan karang harus hidup
terendam air. Bentuknya seperti
kue donat yang mengikuti
puncak gunung api. Oleh sebab
itu, atol yang terbentuk biasanya
memiliki laguna di tengahnya
(kaldera gunung api). Bentuk karang seperti ini banyak dijumpai di Pasifik
Selatan.
Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan sekitar 85.707 km,
meliputi 50.223 km karang penghalang, 19.540 km terumbu karang atol,
dan 15.944 karang pinggiran (tepi). Kawasan laut sekitar Maluku dan Sulawesi
merupakan kawasan terumbu karang yang paling banyak dan beragam di
Indonesia, bahkan di dunia. Makin ke barat atau ke timur jumlah dan
keanekaragaman jenis terumbu karang semakin berkurang.

b. Padang Lamun
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang
sudah beradaptasi sepenuhnya di dalam laut.
Tumbuhan ini mampu berfungsi normal
dalam keadaan terbenam di air laut yang asin,
mempunyai sistem perakaran jangkar dan
mampu mengadakan penyerbukan serta daur
generatif dalam keadaan terbenam. Lamun
dapat tumbuh subur terutama di daerah
pasang surut dan perairan pantai yang
dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan
patahan karang mati dengan kedalaman
sampai 4 meter.
Dari 20 jenis lamun yang ada di perairan
Asia Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di perairan Indonesia. Padang
lamun merupakan habitat yang sangat penting bagi komunitas ikan, penyu
hijau, dan dugong (duyung), karena tumbuhan di padang lamun merupakan
sumber makanannya.
Carilah artikel dari berbagai media massa tentang illegal logging
(penebangan hutan liar) yang terjadi di Indonesia. Buatlah kliping dari artikel
tersebut, di akhir buku kliping berikan pendapat Anda tentang cara
penanggulangan dan pencegahan terhadap illegal logging. Serahkan hasilnya
kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai.

C. Persebaran Hewan (Fauna) dan
Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Indonesia mempunyai keanekaragaman
jenis hewan dan tumbuhan terbesar kedua di
dunia setelah Brasil. Berikut akan diuraikan
persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia.

1. Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna sering juga diartikan dunia hewan.
Arti fauna adalah semua hewan yang hidup
di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan
uraian fauna Indonesia terbatas pada
zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan
pada hewan liar, sedangkan hewan
yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.

Suatu daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang berpengaruh terhadap
jenis dan kehidupan hewan. Indonesia mempunyai berbagai macam
lingkungan sebagai wilayah tempat hidup dan berkembangnya fauna. Pulaupulau
besar dan kecil yang jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang
luasnya mencapai lebih dari tiga juta kilometer persegi, dan terletak di sekitar
khatulistiwa, merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis fauna. Di Indonesia
terdapat lebih dari 500 jenis hewan menyusui (Mamalia), lebih dari 4.000 jenis
ikan (Pisces), lebih dari 1.600 jenis burung (Aves), lebih dari 1.000 jenis hewan
Reptil dan Amfibi, serta lebih dari 200.000 jenis serangga (insecta).
Jenis-jenis ikan meliputi ikan yang hidup di air tawar, air payau, maupun
air asin. Jenis-jenis serangga meliputi yang hidup di dalam tanah, di tempat
gelap, merayap di dalam kayu lapuk, maupun yang terbang. Di samping itu
masih banyak jenis cacing, lintah, siput, dan kerang.

a. Pembagian Fauna di Indonesia
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan
dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang
meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah
menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulaupulau
di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia
bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa
Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua
Asia maupun Australia.
1) Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan
mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan
bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga
bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua
Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui
Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis Wallace
dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya
ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah
peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
a) Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat
Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan
menyusui yang besar seperti:
(1) tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
(2) banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
(3) kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
(4) mawas (orang hutan), yaitu jenis kera besar dan tidak berekor, hewan
ini banyak terdapat di hutan-hutan Sumatra Utara dan Kalimantan,
(5) beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
(6) badak terdapat di Sumatra
dan Jawa (bercula dua),
(7) gajah terdapat di Sumatra
(berpindah-pindah),
(8) siamang (kera berwarna hitam
dan tak berekor) terdapat
di Sumatra,
(9) kijang badannya berwarna
kemerah-merahan terdapat di
Jawa, Sumatra, Bali, dan
Lombok,
(10) harimau loreng terdapat di
Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di
Jawa, Bali, dan Madura,
(11) kancil adalah kijang kecil banyak terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
(12) trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali,
dan
(13) jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk
(terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di
Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).
b) Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua
dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera,
binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak.

Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia.
Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
(1) Burung, terdiri atas cenderawasih,
kasuari, nuri dan raja
udang.
(2) Amfibi, terdiri atas katak pohon,
katak terbang, dan katak
air.
(3) Berbagai jenis serangga.
(4) Berbagai jenis ikan.
(5) Mamalia, terdiri atas kanguru,
walabi, beruang, nokdiak (landak
Papua), opossum laying
(pemanjat berkantung), kuskus,
dan kanguru pohon.
(6) Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
c) Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat,
misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna
Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe
Asiatis maupun tipe Australia.
Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
(1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi,
banteng, dan kuda.
(2) Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
(3) Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
(4) Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati,
burung dewata, dan angsa.
Di antara fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah
terdapat fauna yang khas Indonesia dan tidak dijumpai di daerah lain serta
termasuk hewan langka, antara lain anoa (mirip lembu) terdapat di Sulawesi;
biawak komodo terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara; burung maleo
terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
2) Pembagian Fauna Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di
Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah
Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan
Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai
dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki
garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia
menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput.
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut
garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian
tengah disebut garis Weber.



3) Pembagian Fauna Menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan
menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200
meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace
yang menentukan batas timur fauna Asia.
Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur
karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam,
dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai
pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah
berkembang sendiri-sendiri.
Mengapa terdapat persamaan antara hewan-hewan yang ada di wilayah
Indonesia Timur dengan hewan di negara Australia? Dapatkah Anda
memberikan alasannya!

2. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia dipengaruhi oleh:
a. Indonesia terletak di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil.
b. Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia, artinya Kepulauan
Indonesia dilintasi oleh dua pusat persebaran biota Asia dan Australia.
c. Luas Kepulauan Indonesia, yang memungkinkan adanya berbagai spesies
hewan, dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.

a. Keadaan Flora di Indonesia
Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah
semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu.
Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih
tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika
dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin.
Jenis flora yang terdapat di Indonesia secara keseluruhan kurang lebih
25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang kurang
lebih 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis
endemik, atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia. Jumlah marga endemik
yang ada di Indonesia ada 202 jenis, 59 di antaranya terdapat di Kalimantan.
Dari semua jenis flora yang ada suku anggrek (orchidaceae) merupakan suku
yang terbesar. Volume kayu yang bernilai niaga yang terdapat di hutan seperti
Kalimantan diperkirakan sebanyak 40 – 400 m per hektar.

Keanekaragaman hayati Indonesia yang
jumlahnya cukup tinggi tersebut, baru sekitar
6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies
hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah
diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia untuk menunjang
kebutuhan hidupnya. Spesies-spesies asli yang
telah berhasil dibudidayakan untuk menjamin
kebutuhan pangan kita antara lain adalah padi,
tebu dan pisang, untuk kesehatan kunyit dan
jahe, serta untuk bahan bangunan adalah bambu dan kayu sungkai.
Spesies-spesies pendatang yang sudah diperkenalkan puluhan tahun yang
lalu dan merupakan komoditi ekspor penghasil devisa antara lain teh, kopi,
tembakau, coklat, dan karet. Di samping yang telah dibudidayakan, banyak spesies
yang telah dimanfaatkan meskipun masih hidup liar di hutan-hutan Indonesia,
antara lain tumbuhan obat pasak bumi, kepuh, kedawung, dan temu hitam yang
dipanen dari populasi alami. Hutan kita pun dihuni oleh kerabat liar tanaman
budi daya seperti durian hutan, rambutan hutan, tengkawang, serta rotan.
Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan di
Indonesia, yaitu faktor fisik dan faktor biotik.
1) Faktor Fisik
a) Iklim
Iklim sangat besar pengaruhnya terutama terhadap suhu udara dan jumlah
curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat
dan beraneka jenis tanaman yang hidup di dalamnya. Daerah yang hujannya
relatif kurang biasanya tidak memiliki hutan yang lebat. Misalnya di Nusa
Tenggara, hutan yang lebat hampir tidak ada, di daerah ini banyak ditumbuhi
semak belukar dengan padang-padang rumput yang luas.
b) Suhu Udara
Fr. Junghuhn (1809-1864), seorang penyelidik
bangsa Jerman membedakan jenis
tumbuh-tumbuhan berdasarkan ketinggian
tempatnya.
(1) Tingkat tropis setinggi 700 m, terdiri atas
tumbuh-tumbuhan tropis.
(2) Tingkat subtropis hingga 1.000 m, sudah
mulai tidak ada tumbuh-tumbuhan hutan
dataran rendah.
(3) Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat
tumbuh-tumbuhan dari iklim sedang.
Daerah ini banyak terdapat kabut, pohonpohonnya
telah ditumbuhi lumut (hutan
kabut dan hutan lumut).

TANGGAP FENOMENA
(4) Lebih tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan hanya terdapat
belukar dan rumput.
Suhu udara juga sangat berpengaruh pada kehidupan mewarnai
tanaman di suatu daerah. Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan
wilayah) tumbuh-tumbuhan di Indonesia, seperti terlihat pada Gambar 1.18.
c) Tanah dan Relief
Tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berbagai tanaman, antara
lain butiran dan susunannya (struktur yang mendukung). Di daerah yang
berelief kasar, maka lereng yang banyak mendapat sinar matahari hutannya
lebih lebat daripada lereng yang kurang mendapat sinar matahari.
Amatilah di lingkungan tempat tinggal Anda, apakah termasuk daerah
dingin, kering, dataran rendah atau yang lainnya. Jenis tumbuhan apa yang
cocok untuk hidup di daerah Anda. Tulislah hasil pengamatan Anda pada
selembar kertas, dan serahkan hasilnya kepada bapak atau ibu guru untuk
dinilai.

d) Keadaan Air
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan air. Berdasarkan
kebutuhan akan air, tanaman dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
(1) Xerofita adalah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di daerah kering, misalnya
kaktus.
(2) Hidrofita adalah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di daerah basah, misalnya
teratai dan eceng gondok.
(3) Mesofita adalah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di tempat sedang dan
membutuhkan air dalam jumlah sedang.

e) Geologi
Persebaran geografis tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara keseluruhan
juga ditentukan oleh faktor geologis. Contoh di Paparan Sunda di bagian barat
dan Paparan Sahul di bagian timur, keadaan floranya mempunyai banyak
kesamaan, misalnya antara Sumatra dan Kalimantan mempunyai persamaan
flora mencapai 90%. Adanya variasi flora dari masing-masing paparan
merupakan pengaruh dari oleh faktor lingkungan setempat.

2) Faktor Biotik
Tumbuhan merupakan salah satu faktor biotik yang berpengaruh terhadap
keadaan tumbuhan yang lain. Tumbuhan yang besar akan melindungi tumbuhan
yang ada di bawahnya. Binatang yang sangat membantu proses terjadinya
penyerbukan dan penyebaran biji tumbuh-tumbuhan. Faktor biotik yang sangat
besar peranannya adalah manusia. Manusia dapat merusak dan melindungi
tumbuh-tumbuhan. Manusia dapat mengubah hutan menjadi areal industri dan
daerah perkotaan, tapi manusia juga dapat mengubah daerah yang gersang
menjadi daerah yang rindang.

b. Perwilayahan Flora Indonesia
1) Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri
atas tiga macam, sebagai berikut.
a) Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
b) Hutan hujan tropik.
c) Jenis Pemetia Pinnata (motea).
2) Flora di Daerah Peralihan
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah
lain yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di
daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis
lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang
ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat
dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan
dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora
dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di
Papua.
3) Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri
atas tiga macam, yaitu:
a) Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.
b) Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
c) Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya
meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.

Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan
hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.

Secara garis besar, pembagian flora Indonesia oleh Prof. C.G.G.J. Van
Steenis (1950) adalah seperti pada gambar 1.19. Garis Wallace membatasi
antara flora Indonesia bagian barat dengan bagian timur, sedangkan garis
Zollinger memberikan batas di Indonesia bagian timur yang mempunyai
musim kemarau panjang, yaitu di Kepulauan Nusa Tenggara.

c. Persebaran Tumbuhan di Indonesia Berdasarkan Iklim dan
Keadaan Daerah
Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan geografi berdasarkan
iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai
tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang,
benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehing-
Indonesia Bagian Barat
(Tipe Asia)
Indonesia Bagian Timur
(Tipe Australia)
1. Sedikit jenis tumbuhan matoa
(Pometia Pinnata).
2. Terdapat berbagai jenis nangka (Artocarpus
spp).
3. Tidak terdapat hutan kayu putih.
4. Sedikit jenis tumbuhan sagu.
5. Jenis meranti-merantian sangat
banyak (350 jenis).
6. Terdapat berbagai jenis rotan.
1. Terdapat berbagai jenis tumbuhan
matoa (Pometia pinnata) khususnya
di Papua.
2. Tidak terdapat jenis-jenis nangka
(Artocarpus spp).
3. Terdapat hutan kayu putih.
4. Banyak jenis tumbuhan sagu.
5. Jenis meranti-merantian sedikit
(25 pohon).
6. Tidak terdapat rotan.

2) Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu
tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga
udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas
pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi
di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.

3) Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air
tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan
sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah
satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan
Barat dan Kalimantan Tengah.
4) Hutan Musim
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya
hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun
pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara,
dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
5) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan
hutan rimba yang memiliki pohonpohon
yang lebat. Jenis hutan ini
banyak terdapat di daerah hutan tropis
atau daerah yang mengalami hujan
sepanjang tahun. Hutan ini sering
disebut dengan hutan heterogen,
karena tumbuhannya terdiri bermacam-
macam jenis pohon. Jenis
hutan ini banyak terdapat di Pulau
Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
6) Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia
disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra
dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia

BERPIKIR KRITIS
sudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup
untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak
membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur
dan Timor Timur.
7) Sabana
Sabana memiliki ciri daerah
padang rumput yang luas dengan diselingi
adanya pohon-pohon atau semak-
semak di sekitarnya. Daerah ini
mengalami musim kemarau yang panjang
dan bersuhu panas. Di Indonesia
terdapat di Nusa Tenggara, Madura,
dan di dataran tinggi Gayo (Aceh).
Wilayah ini digunakan untuk peternakan,
seperti sapi, kuda, dan kambing.
Buatlah kelompok diskusi yang terdiri 4-5 orang, dengan cara-cara yang
efektif untuk memanfaatkan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia.
Tuliskan hasil diskusi pada selembar kertas. Presentasikan hasil diskusi
kelompok Anda di depan kelas, untuk ditanggapi teman Anda yang lain
dan guru.
D. Pelestarian Flora (Tumbuhan) dan Fauna (Hewan) di Indonesia
Pelestarian alam merupakan bagian integral dari pembangunan. Menurut
konsep terakhir, pengertian pelestarian alam mempunyai ruang lingkup yang
luas. Pelestarian alam bukan hanya alam yang dilindungi, tetapi juga semua
makhluk dan faktor lingkungannya. Jadi, usaha pelestarian alam harus ditetapkan
pada sistem kehidupan secara menyeluruh. Usaha ini meliputi pengolahan
lingkungan yang lebih baik agar kualitas hidup manusia dapat meningkat.
1. Pelestarian Tumbuhan atau Flora di Indonesia
Pelestarian tumbuhan di Indonesia tidak hanya ditujukan pada jenis-jenis
tumbuhan langka saja, tetapi juga ditujukan untuk kelestarian sumber daya kayu
sebagai kekayaan alam. Pelestarian flora dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Pengawasan Ketat terhadap Kayu Hutan
Keluarga meranti-merantian (Dipterocarpaceae) merupakan penghasil kayu
terbesar di Indonesia. Penebangannya sangat giat, tetapi kurang memerhatikan
penanamannya kembali. Jenis-jenis kayu yang dikhawatirkan akan sangat


berkurang adalah kapur, keruing, tengkawang, damar, bakau, ramin, ulin, eboni,
dan cendana. Khusus kayu ulin, eboni, dan cendana sangat banyak diminati
masyarakat dan mempunyai nilai ekspor yang tinggi. Pemerintah telah
mengadakan pengawasan ketat agar kayu-kayu tersebut jangan sampai punah.
b. Penanaman Hutan Kembali (Reboisasi)
Penebangan kayu hutan hendaknya diberi kewajiban untuk menanam
kembali pohon-pohon yang telah ditebang. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga
kestabilan hutan dan mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor, serta
menjaga kelestarian sumber daya kayu hutan agar tetap terjamin.
c. Cagar Alam
Kawasan hutan yang dilindungi untuk mempertahankan tumbuhan/flora
agar dapat berkembang baik secara alami disebut cagar alam.
Berikut contoh cagar alam yang ada di Indonesia.
1) Rafflesia di Bengkulu, untuk melindungi
bunga Rafflesia Arnoldi sebagai
bunga terbesar di dunia.
2) Ujung Kulon di Jawa barat, untuk
melindungi: badak, buaya, banteng,
rusa, babi hutan, merak, dan tumbuhtumbuhan.
3) Sibolangit di Sumatra Utara, untuk
melindungi flora asli khas dataran
rendah Sumatra Timur antara lain
bunga lebah dan bunga bangkai.
4) Pulau Dua di Jawa Barat, untuk
melindungi hutan dan berbagai jenis burung.
5) Arjuna Lalijiwa di Jawa Timur, untuk melindungi hutan cemara dan hutan
alpina.
6) Cibodas di Jawa Barat untuk melindungi hutan cadangan di daerah basah.
7) Tanjung Pangandaran Jawa Barat, untuk melindungi hutan rusa, banteng,
dan babi hutan.
8) Liabo Pauti, di Sumatra Barat, untuk melindungi tumbuh-tumbuhan khas
Sumatra Barat dan beberapa macam hewan antara lain siamang dan tapir.
9) Cagar alam di Kalimantan Timur dimaksudkan untuk melindungi berbagai
jenis anggrek alam (Orchiaceae). Beberapa jenis anggrek di tempat ini hanya
terdapat di Indonesia, misalnya anggrek hitam (Coelogyne pandurata).
Jenis-jenis flora yang dilindungi saat ini antara lain sebagai berikut.
1) Vegetasi hutan musim.
2) Vegetasi dan hutan pegunungan.
3) Vegetasi rawa dan hutan rawa air tawar.
4) Hutan depterocarpaceae tanah rendah.
5) Hutan gambut.
6) Hutan kerangas (health forest).

7) Hutan pantai dan hutan bakau.
8) Hutan cadangan di daerah basah.
9) Berbagai spesies bunga.

2. Pelestarian Hewan atau Fauna Indonesia
Pemerintah menyediakan wilayah untuk dihuni oleh hewan-hewan yang
dilindungi agar tetap hidup dan berkembang biak. Wilayah-wilayah perlindungan
hewan disebut suaka alam. Suaka alam adalah suatu wilayah yang digunakan
untuk perlindungan dan kelestarian lingkungan sebagai tempat hidup flora dan
fauna. Suaka alam yang dipakai untuk perlindungan fauna disebut suaka
margasatwa. Di tempat ini hewan yang dilindungi dapat hidup bebas dan
berkembang biak secara alami. Lingkungan tempat hidupnya dijaga agar tidak
rusak. Apabila hewan yang dilindungi itu terlalu banyak, maka hewan tersebut
ditangkap dan dijinakkan untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Contoh-contoh suaka margasatwa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Buton Utara di Sulawesi Tenggara sebagai suaka margasatwa jenis kuskus, kera
Sulawesi, burung maleo, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.
b. Lambusango di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis babi
rusa, anoa, dan rusa
c. Pulau Dolok di Papua bagian selatan, sebagai suaka margasatwa berbagai
jenis burung, kanguru, dan buaya
d. Gunung Leuser di Aceh letaknya di bagian selatan Gunung Leuser. Jenis hewan
yang dilindungi di tempat ini antara lain gajah, harimau loreng, harimau tutul,
mawas, beruang madu, badak Sumatra bercula dua, buaya, dan burung rangkok.
Di cagar alam Gunung Leuser tercatat 105 jenis hewan menyusui, 75
jenis hewan melata dan 20 jenis hewan amfibi, serta berbagai jenis burung.
e. Meru Betiri di Jawa Timur yang masih merupakan hutan asli sejak zaman
dahulu di Jawa. Di tempat ini dilindungi harimau loreng Jawa yang
diperkirakan hanya tinggal beberapa ekor, termasuk 29 jenis hewan menyusui,
sekitar 180 jenis burung, di pantainya terdapat tempat penyu bertelur.
f. Pulau Semana dan Pulau Sangolaki di Kalimantan Timur sebagai suaka
margasatwa, khususnya tempat bertelurnya penyu laut hijau. Di kedua pulau
kecil ini sebelum dinyatakan sebagai suaka margasatwa dapat diambil sekitar
2 juta telur penyu setiap tahun.
g. Ulu Sembakung di Kalimantan Timur berbatasan dengan Sabah. Di tempat
ini dilindungi hewan mawas, beruang, dan gajah Kalimantan.
h. Gunung Watumahae di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis
hewan anoa, burung maleo, rusa, dan berbagai jenis burung, khususnya
jenis kakaktua.
i. Ujung Kulon di Jawa Barat, tempat ini khusus melindungi Badak Jawa
bercula satu. Jenis badak ini tinggal satu-satunya di dunia. Pada tahun 1990
diperkirakan tinggal 60 ekor. Hewan lain yang hidup di sini adalah harimau
tutul, harimau loreng, banteng, anjing hutan, kera, pelanduk, buaya, sekitar
200 jenis burung, dan ular piton.
j. Pulau Komodo di sebelah barat
Pulau Flores Nusa Tenggara Timur.
Pulau ini sangat terkenal di dunia
karena didiami biawak dan komodo.
Hewan ini dinilai sebagai sisa-sisa
hewan reptil di zaman purba.
k. Way Kambas di Lampung, tempat
ini terkenal sebagai perlindungan
gajah. Di sini juga dipakai sebagai
pusat penjinakkan dan pelatihan
gajah agar dapat dimanfaatkan untuk
pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat
ini adalah tapir, beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan
biawak, serta berbagai jenis burung.
l. Pulau Rambut, di teluk Jakarta. Pulau ini ditetapkan sebagai suaka
margasatwa, untuk perlindungan berbagai jenis burung. Jenis-jenis burung
penghuni pohon ini antara lain kutilang, kepodang, jalak, perkutut, dan
prenjak. Pulau ini dikhususkan untuk melindungi burung-burung penggembira
untuk berkembang biak.
m. Kutai di Kalimantan Timur, sebagai suaka margasatwa untuk hewan mawas
dan banteng.
n. Perairan Sungai Mahakam, di Kalimantan Timur, sebagai suaka margasatwa
khususnya untuk ikan pesut.
Bukalah atlas Anda, lihatlah lokasi-lokasi suaka margasatwa dan cagar alam
yang ada di Indonesia pada Atlas. Buatlah kesimpulan dari pengamatan
Anda tersebut, dapatkah Anda memberikan alasan mengapa lokasi suaka
mergasatwa dan cagar alam ada di wilayah tersebut. Tulislah pendapat Anda
pada selembar kertas dan serahkan kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai.

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda mampu memahami tentang:
1. Pengertian biosfer.
2. Persebaran hewan dan tumbuhan di muka bumi.
3. Persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia.
4. Pelestarian hewan dan tumbuhan di Indonesia.
Apabila Anda belum mampu untuk memahami, pelajari kembali materi
dalam bab ini atau tanyakan kepada bapak atau ibu guru, sebelum Anda
melangkah ke bab berikutnya.


0 komentar:

Posting Komentar

Berita Nasional

About This Blog

ShoutMix


ShoutMix chat widget

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP